Kamis, 18 April 2013

makalah ekonomi makro


BAB I

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dankonsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan νόμος (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Beberapa faktor yang memengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain:
·         Faktor ekonomi
·         Faktor lingkungan sosial dan budaya
·         Faktor Fisik
·         Faktor Pendidikan
·         Faktor Moral
Ilmu ekonomi sering dibedakan menjadi mikro dan makro ekonomi. Mikro ekonomi adalah bagian dari ilmu ekonomi yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi dari unit-unit individual, sebagai bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi, seperti kehiduan suatu perusahaan, harga dan upah, pembagian pendapatan total di antara berbagai industri. Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). Maksud digunakannya istilah aggregatif adalah untuk menekankan bahwa yang menjadi yang menjadi pusat perhatiannya adalah variabel-variabel total, seperti : pendapatan total (nasional/masyarakat/seluruh), tabungan masyarakat, investasi total, konsumsi nasional atau pembelanjaan masyarakat, produksi nasional, investasi total, dan bukannya penganalisaan yang terperinci atas komponen-komponen yang bersifat total itu. Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk mengukur secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional, tabungan dan investasi nasional. Makalah ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan makro ekomoni yang ada di Indonesia dan masalah ekonomi yang terjadi.



B. RUMUSAN MASALAH

Melihat latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut. Diantaranya:
a. Sejarah perkembangan  teori ekonomi makro ?
b. Apakah pengertian dari Ekonomi makro?
c. Apa saja permasalahan dalam ekonomi makro ?
d. Bagaimana penyelesaian permasalahan dalam ekonomi makro?
e. Bagaimana penerapan teori ekonomi makro di era reformasi?
f. Bagaimana Implementasi ekonomi makro dalam kehidupan sehari-hari ?

C.  TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.    Untuk mengetahui  sejarah perkembangan ekonomi makro
b.    Untuk mengetahui pengertian dari ekonomi makro
c.    Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dalam ekonomi makro
d.   Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian permasalahan dalam ekonomi makro
e.    Untuk mengetahui penerapan teori ekonomi makro di indonesia
f.     Untuk mengetahui implementasi ekonomi makro dalam kehidupan sehari-hari

D. SISTEMATIKA PENULISAN

HAL JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
D.    Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
1.      Pengertian Ekonomi Makro
1.1  Latar Belakang Munculnya Teori Ekonomi Makro
1.2   Permasalahan Ekonomi Makro
2.      Kerangaka Analisa Ekonomi Makro
3.      Pertumbuhan Ekonomi Makro Di Era  Reformasi
3.1  Sejarah Ekonomi Indonesuia sejak Era Orde Lama hingga Era Reformasi
4.      Implementasi Ekonomi Makro Di Indonesia
BAB III METODE ANALISA DATA

A.    Waktu Dan Tempat Penelitian
B.     Populasi Dan Sample
C.     Metode Analisa Data


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

















BAB II
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN EKONOMI MAKRO

Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk mengukur secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional, tabungan dan investasi nasional. Disamping itu berguna untuk menunjukkan dan menentukan hubungan-hubungan sistematis, sehingga dapat menjelaskan perubahan –perubahan yang dialami oleh variabel-variabel total sepanjang masa.
Jelasnya, kalau ekonomi makro mempelajari tindakan-tindakan ekonomis tingkat masyarakat atau negara, sehingga yang dipersoalkan adalah tentang perekonomian secara keseluruhan, seperti masalah pengangguran, kesempaan kerja, pengeluaran negara, pendapatan nasional dan sebagainya. Hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah hubungan antar variabel-variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah dan sebagainya.

Dengan mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut, baik yang bersifat hubungan kausal (sebab akibat), misalnya hubungan antara jumlah uang yang beredar dengan laju inflasi, hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah dengan menurunnya tingkat pengangguran dan sebagainya, maupun yang bersifat hubungan fungsional (saling mempengaruhi), misalnya hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan investasi, hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan, dan sebagainya. Secara matematis hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Y = C + I, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan I adalah Investasi.
b. Y = C + S, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan S adalah tabungan.

Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro diharapkan kita menjadi lebih mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam suatu perekonomian. Sehingga dalam ekonomi makro menjelaskan tentang hal-hal sebagai berikut:

a. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
b. Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi pada tingkat yang dikehendaki.

1.1    LATAR BELAKANG MUNCULNYA TEORI EKONOMI MAKRO

Di lihat dari sejarah pertumbuhannya, ekonomi mikro tumbuh dan berkembang lebih dulu daripada ekonomi makro . Sejak munculnya Adam Smith, dalam bukunya yang berjudul ” An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nation ” , yang lebih populer dengan sebutan The Wealth of Nation, telah berhasil meletakkan dasar-dasar ilmiah bagi lahirnya ilmu ekonomi modern, yang isinya menerangkan cara-cara meningkatkan kekayaan/kemakmuran suatu negara dan bagaimana kekayaan itu didistribusikan. Adam Smith kemudian oleh Karl Mark dijuluki sebagai aliran klasik karena dalam cara menyelesaikan mengenai persoalan ekonomi yang muncul bersifat klasik(kolot). Tradisi klasik itulah yang mendasari bagi perkembangan ilmu ekonomi mikro. Ahli-ahli ekonomi klasik lainnya yang mempelopori tumbuhnya ekonomi mikro, yaitu ;  Alfred Marshall, dalam bukunya ” Principles of economics ”, Thomas Robert Malthus, dalam bukunya yang lebih dikenal dengan ” Essay on The Principles of Population ”. Jean Babtiste Say, yang terkenal dengan hukumnya dan dijadikan dasar pemikiran bagi kaum klasik. Say’s law atau hukum Say yang berbunyi ” Supply always creats it’s own demand ”, Tokoh berikutnya adalah David Ricardo, buku karangannya yang terkenal berjudul ” The Principle of Political Economy and Taxation.  Sedangkan John Stuart Mill, terkenal dengan teorinya yang disebut  “ Law of Reciprocal Demand “. Bahwa harga dalam perdagangan internasional ditentukan oleh hokum permintaan yang timbale balik. Kemudian tokoh-tokoh lainnya seperti JH Von Thunen, dan Nassau William Senior.
Apa yang telah dikembangkan oleh Adam Smith  tentang pemikirannya masalah ekonomi adalah hasil dari kemenangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan individu di lapangan ekonomi. Seperti halnya perjuangan kebebasan dan kemerdekaan di lapangan politik yang membuahkan revolusi di Perancis ( 1789 )
Ketika terjadi depresi besar tahun 1930-an yang melanda dunia melahirkan ekonom baru yaitu John Maynard Keynes yang sekaligus merupakan babak baru pemikiran ekonomi yang bersifat makro. Keynes menjadi populer sejak menerbitkan bukunya yang berjudul ” General Theory of Employment, Interest and Money” ( 1936) , Jika aliran kalsik mendasarkan pada bekerjanya mekanisme pasar persaingan maka kelompok Keynesian menganggap perlu adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Di dalam pembahasan teori ekonomi pendapat klasik yang berpangkal pada hukum Say, ternyata dengan adanya depresi besar, terjadinya over produksi, pengangguran yang hebat, dan laju inflasi yang tinggi membuktikan bahwa pandangan klasik dapat disebut sebagai teori yang gagal.
Keynes berpendapat bahwa teori klasik adalah suatu teori ekonomi yang special untuk proses ekonomi full employment bukannya teori ekonomi umum (general) yang berlaku pada setiap tingkat employment . Proses ekonomi tidak selamanya berjalan pada tingkat full employment, sehingga tidak akan terjadi over produksi, tidak ada pengangguran dan keadaan perekonomian senantiasa menuju kearah titik keseimbangan. Padahal proses ekonomi sering pula terjadi pada tingkat under employment sehingga bisa saja terjadi penyakit ekonomi, yaitu pertumbuhan yang sangat lamban, terjadi pengangguran, inflasi, stagflasi.
Menurut Keynes bahwa depresi dan pengangguran yang hebat dapat diatasi dengan jalan memperbesar konsumsi dan pendapatan masyarakat sehingga menimbulkan daya beli / permintaan efektif masyarakat . Untuk itu maka perlu adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi masyarakat seperti mengadakan pekerjaan umum ( public work) untuk masyarakat. Dengan jalan itu maka konsumsi dan pendaatan masyarakat serta daya beli akan bertambah dan over produksi dapat diserap oleh masyarakat. Dalam perkembangannya, pendukung teori Keynes menyatakan bahwa campur tangan pemerintah diperlukan melalui kebijakan fiskal dan moneter untuk meningkatkan permintaan efektif masyarakat. Campur tangan seperti ini pada klasik/tradisional tidak terjadi karena kegiatan pemerintah  hanya dibatasi pada pertahanan dan keamanan, ketertiban (hukum dan peradilan), penyediaan prasarana umum yang tidak dapat disediakan oleh swasta.
Dengan teorinya yang baru maka Keynes telah meruntuhkan teori ekonomi klasik dan kelanjutannya menimbulkan apa yang disebut ” Keynesian Economics ”. Maka dengan adanya Keynesian Economics mendasari berkembangnya ekonomi makkro yang banyak menguasai cara berfikir ekonomis masa sekarang.

1.2    PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO

Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok:
a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:
1) inflasi,
2) pengangguran dan
3) ketimpangan dalam neraca pembayaran.
b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).
Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau tidak bisa kita ubah:
(a)   Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih mungkin dilakukan, tetapi ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut beleum bias menambah kapasitas produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).
(b)  Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah mi praktis bisa dianggap tidak berubah.
(c)  Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.
Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomia kita dalam jangka pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka pendek pula, misalnya dengan jalan :
1.      menambah jumlah uang yang beredar,
2.      menurunkan bunga kredit bank,
3.      mengenakan pajak import,
4.      menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
5.      menambah pengeluaran pemerintah,
6.      mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebinksanaan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas.
Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa melakukannya dengan, misalnya:
1.      memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,
2.      mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah giliran kerja/shift),
3.      memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.
Kehijaksanaan-kebijaksanaan semacam mi bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan untuk tujuan stabilisasi.
Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang.
Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita tidak bisa melakukan kebijaksanaan stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka panjang). Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang kita sebutkan di atas, meskipun kita Iaksanakan secara setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas penyakit makro, seperti inflasi dan pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek. Sebabnya adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit iniflasi dan pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui pembangunan ekonomi dan sosial.





2. KERANGKA ANALISA EKONOMI MAKRO

Setelah kita mengetahui duduk persoalan mengenai masalah -masalah pokok apa yang dikaji dalam ekonomi makro, maka pertanyaan selanjutnya adalah mengetahui bagaimana mengaji masalah- masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang diinginkan.Terdapat dua aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertama adalah aspek mengenai “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro dan “di mana” kegiatan tersebut dilakukan. Yang kedua adalah aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.


a.Empat pasar Makro

Dalam analisa ekonomi makro kita melihat kegiatan ekonomi nasional secara lebih menyeluruh dibanding dengan apa yang kita pelajari dalam ekonomi Mikro. Kita tidak lagi melihat pasar beras, pasan blue jeans, pasar rokok kretek, pasar Honda secana sendiri-sendiri. mi sesuai dengan pengertian mengenai “pengendalian umum” di alas. Di sini kita melihat pasar-pasar tersebut dan pasar-pasar barang/jasa lainnya sebagai satu pasar besar, yang kita ben nama “pasar barang”. Tetapi dalam ekonomi makro kita tidak hanya mempelajani satu pasar ini saja. Perekonomian nasional kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dan empat pasar besar yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
(a) Pasar Barang
(b) Pasar Uang
(c) Pasar Tenaga Kerja
(d) Pasar Luar Negeri

Di pasar luar negeri permintaan akan barang ekspor kita he. sama dengan penawaran akan barang tersebut menentukan harga rata-rata ekspor kita dan kuantitas atau volume  ekspor, Harga – harga dikalikan volume ekspor memberikan penerimaan devisa ekspor. Di pasar yang sama permintaan masyarakat kita akan barang-barang impor dan menentukan harga rata-rata impor dan ‘ volume impor. Juga di sini, harga rata-rata dikalikan volume import memberikan pengeluaran devisa kita untuk impor barang-barang/jasa tersebut. Untuk pasar luar negeri, seringkali menggabungkan pasar eksport dan pasar impor dan mengamai apa yang terjadi dengan:
(a)  Neraca Perdagangan, yaitu penerimaan devisa ekspor dikurangi pengeluaran devisa untuk import atau Neraca Pembayaran apabila kila ingin pula mengetahui tentang aliran keluar-masuknya modal
(b)  Dasar Penukaran Luar Negeri(terms of trade), yaitu harga rata-rata ekspor kita dibagi dengan harga rata-rata impor kita.
(c)  Cadangan Devisa, yaitu persediaan devisa yang kita pun pada awal tahun plus saldo neraca pembayaran.
Dalam teori ekonomi makro mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi P dan Q di masing-masing pasar. Karena P dan Q tersebut adalah hasil pertemuan (atau perpotongan) antara kurva permintaan dan kurva penawaran, maka ini berarti bahwa teori ekonomi makro pada pokoknya mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi posisi kurva permintaan dan penawaran di masingmasing pasar.
Selanjutnya dengan diketahuinya faktor-faktor ini dan pengaruhnya terhadap posisi kurva permintaan dan penawaran, maka kita selanjutnya bisa menanyakan faktor-faktor mana di antara semua factor-faktor tersebut yang bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonominya. Dengan demikian kita bisa mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan mana yang bisa digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi P dan Q di masing-masing pasar. Inilah tujuan akhir dan mempelajari teori makro, yaitu untuk digunakan sebagai petunjuk bagi pemilihan atau perumusan kebijaksanaan.
b.Lima Pelaku Makro
Dalam teori makro kita menggolongkan orang-orarig atau lembaga-lembaga yang melakukan kegiatan ekonomi menjadi limo kelompok besar, yaitu:
(a) Rumah Tangga,
(b) Produsen,
(c) Pemerintah,
(d) Lembaga-lembaga Keuangan,
(e) Negara-negara Lain.
Kegiatan dan kelima kelompok pelaku ini serta kaitannya dengan keempat pasar di atas dimana :
> Permintaan :
1. Pengeluaran konsumsi oleh Rumah Tangga
2. Belanja barang oleh Pemerintah
3. Investasi oleh Perusahaan
4. Ekspor ke luar negeri
5. Kebutuhan tenaga kerja oleh Pemerintah
6. Kebutuhan tenaga kerja oleh Perusahaan
7. Kebutuhan uang tunai dan kredit
8. Kebutuhan Rumah Tangga akan uang tunai
9. Kebutuhan Perusahaan-perusahaan Asing akan rupiah

> Penawaran
1.      Hasil produksi dalam negeri
2.      Impor dan luar negeri
3.      Tenaga kerja yang disediakan oleh Rumah Tangga
4.      Suplai uang kartal
5.      Tabungan Rumah Tangga
6.      Suplai uang giral
7.      Suplai dana luar negeri.

 Kelompok Rumah Tangga melakukan kegiatan-kegiatan pokok seperti:

(a)   Menerima penghasilan dan para produsen dan “penjualan” teraga kerja mereka (upah) deviden, dan dan menyewakan tanah hak milik mereka.
(b)   Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas simpanan-simpanan mereka;
(c)  Membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang (sebagai konsumen);
(d)  Menyisihkan sisa dan penghasilan tersebut untuk ditabung pada lembaga-lembaga keuangan;
(e)  Membayar pajak kepada pemerintah;
(f)   Masuk dalam pasar uang sebagai “peminta” (demanders) karena kebutuhan mereka akan uang tunai untuk misalnya transaksi sehari-hari.

Kelompok Produsen melakukan kegiatan-kegiatan pokok berupa:

(a)   Memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu sebagai supplier di pasar barang);
(b)  Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh kelompok rumah tangga untuk proses produksi;
(c)  Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok barang-barang lain (selaku investor masuk dalam pasar barang sebagai peminta atau demander);
(d)  Meminta kredit dan lembaga keuangan untuk membiayai investasi mereka (sebagai demander di pasar uang);
(e)   Membayar pajak.
Kelompok Lembaga Keuangan mencakup semua bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya kecuali bank sentral (Bank Indonesia), Kegiatan mereka berupa:

(a)   Menerima simpanan/deposito dan rumah tangga;
(b)   Menyediakan kredit dan uang giral (sebagai supplier dalam pasar uang).
(c)   Pemerintah (termasuk di dalamnya bank sentral) melakukan kegiatan berupa:
-   menarik pajak langsung dan tak langsung;
-   membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-barang kebutuhan pernerintah (sebagai demander di pasar barang),
-   meminjam uang dan luar negeri;
-   menyewa tenaga kerja (sebagai demander di pasar tenaga kerja);
-   menyediakan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat (sebagai supplier di pasar uang).

Negara-negara lain:
(a)   Menyediakan kebutuhan barang impor (sebagai supplier di pasar barang);
(b)   Membeli hasil-hasil ekspor kita (sebagai demander di pasar barang);
(c)   Menyediakan kredit untuk pemerintah dan swasta dalam negeri;
(d)   Membeli dan pasar barang untuk kebutuhan cabrng perusahaannya di Indonesia (sebagai investor);
(e)   Masuk ke dalam pasar uang dalam negeri sebagai penyalur uang (devisa) dan luar negeri (sebagai supplier dana) dan sebagai peminta kredit dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan cabang-cabang perusahaan mereka di Indonesia (demander akan dana). (Singkatnya, sebagai penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar negeri).




 3.PERTUMBUHAN EKONOMI DI ERA REFORMASI


Sebagai akibat krisis moneter pertengahan tahun 1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia turun  drastis pada tahun 1998 tetapi tumbuh kembali secara perlahan mulai tahun 1999. Namun sejak saat itu hingga kini (2006) ekonomi kita bergerak lambat dengan pertumbuhan yang rendah. Timbul keingintahuan mengapa ekonomi kita bergerak lambat dan apakah ini tanda-tanda bahwa perekonomian kita telah terperangkap pada pertumbuhan rendah. Apabila benar perekonomian kita telah terperangkap pada pertumbuhan rendah, apakah masih ada kemungkinan untuk bisa keluar dari perangkap tersebut dan apa langkah-langkah yang dapat ditempuh agar secara bertahap dapat keluar dari perangkap tersebut.
            Pembangunan Nasional merupakan rangkaian kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang diamanatkan dalam undang undang dasar 1945, yaitu “ melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial negara”. Berbagai macam prospek pembangunan telah di lakukan dari orde lama, orde baru hingga ord reformasi untuk terus mendorong kesejahteraan dan kemajuan bangsa kearah yang lebih baik. Pembangunan nasional  juga harus dimulai dari, oleh, dan untuk rakyat, dilakasanakan di berbagai aspek kehidupan bangsa yang meliputi politik, ekonomi dan sosial budaya dan aspek pertahanan.




3.1  SEJARAH EKONOMI INDONESIA SEJAK ORDE LAMA HINGGA REFORMASI

Seperti yang telah kita ketahui, negara Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan masa pemerintahan, Mulai dari pemerintahan orde lama, pemerintahan orde baru, pemerintahan transisi, pemerintahan reformasi, pemerintahan gotong royong, pemerintahan indonesia bersatu.

A.PEMERINTAHAN ORDE LAMA
Selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian di indonesia sangat buruk, walaupun sempat mengalami pertumbuhan dengan laju rata rata hampir 7% pertahun selama dekade 1950an. Dan setelah itu turun drastis menjadi rata rata hanya 1,9% pertahun atu bahkan nyaris mengalami stagflasi selama 1 tahun. Tahun 1965-1966 laju pertumbuhan ekonomi masing masing hanya sekitar 0,5%-0,6%.
Adapun kebijakan kebijakan yang diterapkan pemerintah pada era itu diantaranya :
·         Program Banten ( 1950-1951) tujuan program ini untuk mempersatukan kelompok pribumi agar bisa mengembangkan aktivtas ekonomi.
·         Program urgensi perekonomian (1952-1954) memberikan kesempatan seluas luasnya pada pengusaha pribumi untuk mengambil alih perusahaan perusahaan VOC
·         Program repelita 1 (1955-1960) tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,.
·         Program repelita 2 (1960-1965) Indonesia mulai berhubungan dengan dunia luar ( ekspor dan impor ), mulai dari pinjaman luar negeri.



B.      PEMERINTAHAN ORDE BARU
Tepatnya sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde baru. Berbeda dengan pemerintahan orde baru. Berbeda dengan pemerintahan orde lama. Dalam era orde baru ini perhatian pemerintah lebih di tunjukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembanguna ekonomi dan sosial di tanah air. Sebelum rencana pembangunan lewat repelita di mulai, terlebih dahulu pemerintah melakukan pemulihan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik serta rehabilitasi ekonomi dalam negeri. Sasaran dari kebijakan tersebut terutama adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah, dan menghidupkan kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor yang sempat mengalami stagnasi pada masa orde lama.
Adapun kebijakan kebijakannya adalah :
·         Repelita 1 ( 1 april 1969- 31 Maret 1974 ) perbedaan repelita pada era orde baru dan orde lama adalah pada era orde lama rencana pembangunan lima tahunan tersebut di susun oleh DPR dan perancangan negara/ kabinet, seangkan pada era di susun orde rencana pembangunan lima tahun, di susun oleh DPR, kabinet, dosen, masyarakat. Pada repelita 1 menitikberatkan pada sektor perekonomian.
·         Repelita 2 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974)  trilogi pembangunan di ubah urutannya menjadi, yang pertama yaitu pertumbuhan ekonomi, yang kedua pemerataan, dan yang ketiga stabilitas nasional.
·         Repelita 3 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974 ) trilogi pembangunan ekonomi mengalami perubahan yaitu menjadi,  yang pertama pemerataan pembangunan dan hasilnya yang kedua pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan yang ketiga adalah stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
·         Repelita 4 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974 ) muncul kebijakan devaluasi rupiah pada tanggal 12 September 1986 karena banyak produk produk indonesia yang di gudangkan di luar negeri dan aliran kas yang masih berkurang. Selain itu muncul juga kebijakan deregulasi, tanggal 12 Oktober 1987 tentang penyerdehanaan aturan dan tanggal 27 Oktober 1988 tentang deregulasi dan debirokratasi di pangkas.
·         Repelita 5 ( 1 April 1969- 31 Maret 1974 ) muncul kebijakan uang ketat untuk mengatasi inflasi yang meningkat tajam.


C.      PEMERINTAHAN TRANSISI (ERA PRESIDEN B.J. HABIBIE)

   Krisis ekonomi mempunyai dampak yang memprihatinkan terhadap peningkatan pengangguran, baik di perkotaan maupun di pedesaan., daya beli masyarakat menurun, pendidikan dan kesehatan merosot, serta jumlah pnduduk miskin bertambah oleh karena itu muncul kebijakan jaring pengaman sosial yang menyebabkan suatu prestasi yang mengagumkan yakni nilai tukar rupiah dari 16.000 menjadi 6.000 rupiah.

D.     PEMERINTAHAN REFORMASI (ERA PRESIDEN K.H ABDURAHMAN W)
   Terjadi banyak keanehan dan tdak terdapat kebijakan perekonomian, rating kredit indonesia mengalami fluktuasi, dari peringkat ke CCC turun menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC, salah satu penyebab utamanya adalah imbas dari krisis moneter pada tahun 1988 yang masih terbawa hingga pemerintahannya.

4. IMPLEMENTASI EKONOMI MAKRO DI INDONESIA
Situasi perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini semakin rumit saja (semakin tidak menentu). Banyak terjadi kasus-kasus yang melibatkan para pejabat, dan para petinggi-petinggi ekonom kita. Contoh seperti dalam kasus bank century yang melibatkan Budiyono (wakil presiden Indonesia bersatu jilid II) yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI), dan juga mantan menteri keuangan, Sri mulyani yang ditengah-tengah kasus bank century ini dia mengundurkan diri karena mendapatkan tawaran untuk menjadi menteri keuangan bank dunia, yang juga ikut bertanggung jawab akan bank century. Masih banyak lagi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh para ekonom atau para petinggi-petinggi di negeri kita ini, contoh lain ditemukan nya maklar kasus(Marcus), penyalah gunaan unag pajak yang pada awalnya ditangkap seorang pegawai pajak yang bernama gayus. Kemudian kasus anggoro yang menyeret mantan kabareseskrim susno duaji yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Memang sepertinya kasus-kasus seperti itu seolah-olah tiada habisnya di negeri kita. Kita harus akui bahwa dari dulu sejak zaman orde baru hingga era reformasi p-ancasila seperti saat ini, memang sudah terjadi KKN, Monopoli dan lain sebagainya. Entah kita tidak pernah tau kapan ini akan berakhir, selama para petinggi kita hanya mementingkan isi yang ada didalam perutnya saja dan kenyamanan akan tubuh mereka tanpa memikirkan rakyat dan Negara ini.
Didalam kasus bank century berbagai macam upaya telah dilakukan untuk memecahkan masalah ini, untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam kasus ini. Seperti telah dibentuknya panitia khusus, kemudian dari DPR pun ikut berpartisipasi dalam pemecahan masalah ini, akan tetapi sampai sekarang belum menemukan titik terang dalam kasus century ini. 

BAB III
METODE ANALISIS DATA

A.    WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian yang dilakuakan dalam menyelesaikan makalah ini adalan selama bulan maret 2013 sedangkan tempat penelitian adalah di rumah dan dikampus.

B.     POPULASI DAN SAMPLE
1.      Populasi
Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999 : 115).Dalam penelitian ini dapat digolongkan ke dalam populasi tak terbatas.
Menurut Setiawan (1989 : 71) populasi tak terbatas diartikan sebagai sumber data  yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya, sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif. Dalam keadaan seperti ini jumlahnya tidak dapat dihitung sehingga hanya menggambarkan suatu kelompok obyek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum.

2.      Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 1999 : 73). Untuk mendapat informasi dari setiap anggota populasi, peneliti harus menentukan sampel yang sejenis atau yang bisa mewakili populasi dalam jumlah tertentu.



C.     METODE ANALISIS  DATA
1.      Metode Analisis Kuantitatif
 Metode kuantitatif berakar pada paradigma tradisional, positivistik, eksperimental atau empiricist. Metode ini berkembang dari tradisi pemikiran empiris Comte, Mill, Durkeim, Newton dan John Locke. “Gaya” penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator dengan memperhatikan aspek reliabilitas. Penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai dan konteks, mempunyai banyak “kasus” dan subjek yang diteliti, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk data statistik yang berarti. Hal penting untuk dicatat di sini adalah, peneliti “terpisah” dari subjek yang ditelitinya.
2.      Metode Analisis Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih tifditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan





BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). ). Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk mengukur secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional, tabungan dan investasi nasional. Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok yaitu masalah stabilisasi inflasi, pengangguran dan ketimpangan dalam neraca pembayaran, Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Setelah kita mengetahui duduk persoalan mengenai masalah -masalah pokok apa yang dikaji dalam ekonomi makro, maka pertanyaan selanjutnya adalah mengetahui bagaimana mengaji masalah- masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang diinginkan.Terdapat dua aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertama adalah aspek mengenai “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro dan “di mana” kegiatan tersebut dilakukan. Yang kedua adalah aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.

B.     SARAN
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang terkait seharusnya menganalisis terlebih dahulu dampak jangka panjang yang akan terjadi di masyarakat. Kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang baik seharusnya memperkuat perekonomian Negara secara keseluruhan.